Perilaku Self-Harm pada Siswa Madrasah: Tinjauan Psikologis dan Implikasi Bimbingan dan Konseling

Abstract

Self-harm didefinisikan sebagai tindakan melukai diri sendiri secara sengaja tanpa disertai niat untuk bunuh diri, yang umumnya dilakukan sebagai bentuk pelampiasan emosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor penyebab, bentuk, dan dampak perilaku self-harm pada siswa di MTs Negeri 1 Pamekasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Data dikumpulkan melalui observasi non-partisipatif, wawancara semi-terstruktur dan dokumentasi. Informan penelitian terdiri dari tiga siswa yang terindikasi melakukan self-harm sebagai informan utama, serta seorang guru Bimbingan dan Konseling (BK) sebagai informan pendukung. Analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, dengan validitas data diuji melalui teknik perpanjangan pengamatan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi sumber serta teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-harm pada siswa disebabkan oleh pengaruh tren media sosial (terutama aplikasi TikTok), pengaruh teman sebaya, konflik dalam keluarga, permasalahan percintaan, serta keingintahuan terhadap pengalaman baru. Bentuk self-harm yang paling umum dilakukan adalah menyayat atau menggores bagian tubuh dengan benda tajam (superficial self-mutilation). Ciri-ciri siswa yang melakukan self-harm antara lain kepribadian introvert, penampilan tertutup untuk menyembunyikan luka, kesulitan berkomunikasi, penarikan diri dari lingkungan sosial, dan adanya bekas luka fisik. Dampak dari perilaku ini mencakup kepuasan emosional sementara, penurunan rasa percaya diri, kecenderungan menghindari interaksi sosial, serta gangguan konsentrasi dalam proses belajar. Upaya yang dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling meliputi pemberian layanan konseling individual, bimbingan klasikal, serta kolaborasi dengan guru Pendidikan Agama Islam dan tim tata tertib untuk melakukan pengawasan dan tindak lanjut.